
Puasa merupakan salah satu rukun Islam yang menjadi perayaan tersendiri karena tiap umat Muslim mempunyai satu bulan penuh yang didedikasikan untuk menunaikan ibadah ini. Pada dasarnya, ibadah puasa dilaksanakan dengan menahan hawa nafsu dari terbit matahari hingga tenggelam matahari.
Puasa sendiri dialamatkan untuk mengingatkan umat Islam untuk bersyukur atas apa yang dimilikinya. Dengan berpuasa, seseorang akan berupaya untuk macam-macam puasa sunnah dan menahan emosinya dan berpikiran bening saat menjalani hari.
Sebab manfaatnya yang istimewa, puasa menjadi salah satu ibadah yang juga dianjurkan sebagai ibadah sunnah. Kenal dan tunaikan tipe-tipe puasa selain puasa Ramadan untuk ibadah yang lebih optimal
Macam-Macam Puasa Wajib
Seperti dengan namanya, puasa mesti merupakan puasa yang mesti dilaksanakan oleh semua umat Islam. Kalau umat Islam menjalankannya karenanya mereka akan menerima pahala, walaupun seandainya tidak menjalankannya karenanya akan mendapat dosa.
Puasa berhukumnya mesti terbagi menjadi tiga tipe, simak penjelasannya berikut ini.
1. Puasa Ramadan
Puasa Ramadan merupakan tipe puasa paling awam karena merupakan puasa mesti selama sebulan penuh pada bulan Ramadan bagi tiap umat Islam yang telah baligh. Instruksi melaksanakan ibadah puasa pada bulan suci Ramadan diperkenalkan dalam Al-Qur’an surat Al-baqarah ayat 183.
Bulan Ramadan identik dengan suasana yang tidak didapat di bulan-bulan lainnya. Mulai dari suasana sahur ataupun buka bersama, tarawih, hingga serunya takbiran di akhir bulan Ramadan dalam rangka menyambut hari lebaran.
Niat Puasa Ramadan
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ ‘i fardhi syahri Ramadhâni hâdzihis sanati lillâhi ta ‘âla.
Artinya: “Saya berniat puasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah ta ‘ala. “
2. Puasa Nazar
Macam kedua dari puasa mesti merupakan puasa nazar. Puasa tipe ini merupakan puasa yang dijanjikan oleh diri sendiri saat meniatkan suatu hajat. Dikala hajat itu tercapai, karenanya mesti peraturannya bagi yang bersepakat untuk menunaikan puasanya.
Bagi Muslim yang tidak cakap membayar puasa nazarnya, ada pilihan untuk membayarnya. Puasa bisa digantikan dengan memberi makan ke 10 orang miskin, memerdekakan 1 orang budak, atau memberi sebuah baju kepada 10 orang miskin.
NIat Puasa Nazar
نَوَيْتُ صَوْمَ النَّذَرِ لِلّٰهِ تَعَالىَ
Nawaitu shaumannadzri lillâhi ta’âlâ
Artinya: “Saya berniat puasa nazar karena Allah ta’âlâ.”
3. Puasa Denda atau Kafarat
Macam terakhir dari puasa mesti merupakan puasa denda, merupakan puasa yang dilaksanakan sesudah seorang Muslim bermaksiat atau berdosa. Dalam kata lain, puasa ini merupakan penebusan atas pelanggaaran yang dilaksanakan.
Jumlah puasa yang mesti ditunaikan beraneka, tergantung pelanggaran yang dilaksanakan. Malahan, ada yang jumlahnya mencapai puasa sebanyak 60 hari berturut-ikut.
Niat Puasa Kafarat
نوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ لِكَفَارَةِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى
Nawaitu sauma gadin likafarati fardhon lillahi ta ‘ala
Artinya: “Saya niat puasa esok hari untuk menunaikan kafarat (dalam hati menyebutkan puasa kafaratnya) fardhu karena Allah Ta ‘ala, “
4. Puasa Qadha
Puasa qadha merupakan pengganti puasa Ramadan bagi yang telah baligh melainkan berhalangan. Sebab menggantikan puasa mesti, karenanya hukum puasa qadha merupakan mesti dilunasi sebleum bersua Ramadan selanjutnya. Bagaimana malah, Muslimin/Muslimat yang tidak bisa membayar utang puasanya karena alasan kesehatan atau umur bisa membayarnya dengan Fidyah.
Niat Puasa Qadha
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā ‘I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta ‘âlâ.
Artinya: “Saya berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT. “
Macam-Macam Puasa Sunnah
Puasa sunnah merupakan puasa yang tidak mesti dilaksanakan oleh umat Islam. Kalau orang Islam menjalankannya, karenanya ia akan menerima pahala walaupun seandainya ia tidak menjalankannya karenanya ia tidak menerima dosa. Puasa sunnah mempunyai sebagian tipe diantaranya sebagai berikut.
5. Puasa Syawal
Macam puasa pertama dari puasa sunnah merupakan puasa Syawal. Syawal sendiri merupakan nama bulan sesudah bulan Ramadhan. Puasa Syawal merupakan berpuasa selama enam hari di bulan Syawal. Puasa ini bisa dilaksanakan secara berurutan diawali dari hari kedua syawal ataupun bisa dilaksanakan secara tidak berurutan.
Niat Puasa Syawal
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَةِ سِتَةٍ مِنْ شَوَالٍ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnati sittatin min syawwâlin lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa sunah Syawal di esok hari karena Allah swt.”
6. Puasa Arafah
Puasa arafah merupakan tipe puasa sunnah yang betul-betul dianjurkan bagi umat Islam yang tidak sedang berhaji. Walaupun bagi umat Islam yang sedang berhaji, tidak ada keutamaan untuk puasa pada hari arafah atau tanggal 9 Dzulhijjah.
Menurut hadits riwayat Muslim, puasa arafah sendiri mempunyai keistimewaan bagi pelaksananya, merupakan akan ditiadakan dosa-dosanya selama dua tahun (1 tahun ke belakang dan 1 tahun yang akan datang)
Niat Puasa Arafah
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ عَرَفَةَ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnati Arafah lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: “Saya berniat puasa sunnah Arafah esok hari karena Allah SWT.”
7. Puasa Tarwiyah
Seperti puasa Arafah, puasa Tarwiyah termasuk puasa di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah yang diutamakan. Tepatnya, puasa Tarwiyah jatuh pada tanggal 8 Dzulhijjah. Puasa Tarwiyah betul-betul dianjurkan karena menurut hadits, puasa di hari ini bisa menghapuskan dosa sepanjang tahun yang telah lalu.
Istilah tarwiyah sendiri berasal dari kata tarawwa yang berarti membawa bekal air. Hal tersebut karena pada hari itu, para jamaah haji membawa banyak bekal air zam-zam untuk persiapan arafah dan menuju Mina.
Niat Puasa Tarwiyah
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ عَرَفَةَ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnati Arafah lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: “Saya berniat puasa sunnah Arafah esok hari karena Allah SWT.”
8. Puasa Senin dan Kamis
Macam puasa satu ini juga merupakan puasa sunnah terpopuler. Puasa senin kamis berawal saat Nabi Muhammad SAW menyuruh umatnya untuk senantiasa berpuasa di hari-hari tersebut karena hari senin merupakan hari kelahiran beliau, walaupun hari kamis merupakan hari pertama kali Al-Qur’an diwariskan.
Salah satu keutamaan berpuasa di hari Senin dan Kamis merupakan karena kedua hari tersebut merupakan hari terbukanya pintu surga. Pernyataan tersebut berada dalam hadits riwayat Muslim yang juga menyatakan bahwa (di hari tersebut) dosa hamba yang tidak menyekutukan Allah akan diampuni, selain bagi orang yang antara ia dan saudaranya terdapat kebencian dan perpecahan.
Niat puasa hari Senin:
نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ اْلاِثْنَيْنِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى
Nawaitu sauma yaumal itsnaini sunnatan lillahi tana’ala.
Artinya: “Saya niat puasa hari Senin, sunnah karena Allah ta’ala. “
Niat puasa hari Kamis:
نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ الْخَمِيْسِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى
Nawaitu sauma yaumal khomiisi sunnatan lillahi tana’ala.
Artinya: “Saya niat puasa hari Kamis, sunnah karena Allah ta’ala. “
9. Puasa Daud
Macam puasa ini merupakan puasa unik karena pasalnya puasa Daud merupakan puasa yang dilaksanakan secara selang-seling (sehari puasa, sehari tidak). Puasa Daud bertujuan untuk meneladani puasanya Nabi Daud AS.
Puasa tipe ini juga terbukti betul-betul disukai Allah SWT. Puasa Daud bisa dilaksanakan pada hari apa saja termasuk hari Jumat. Melainkan, hari-hari yang diharamkan untuk berpuasa konsisten mesti dihindari. Beberapa hari tersebut di antaranya merupakan 1 Syawal, 10 Dzulhijjah, dan hari Tasyrik (11–13 Dzulhijjah).
Niat Puasa Daud
نَوَيْتُ صَوْمَ دَاوُدَ سَنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma dâwuda lillahi ta ‘âlâ
Artinya: “Saya niat puasa Daud esok hari, sunnah karena Allah Ta ‘ala. “
10. Puasa Tasu ‘a
Mengawali tahun hijriyah bisa dilaksanakan dengan menunaikan puasa sunnah di bulan Muharram. Salah satu puasa bulan muharram yang bisa kamu lakukan merupakan puasa Tasu ‘a.
Niat Puasa Tasu ‘a
نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُعَاءْ سُنَّةَ ِللهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma tasu ‘a sunnatan lillahi ta ‘ala
Artinya: “Saya berniat berpuasa sunnah Tasu ‘a, sunnah karena Allah Ta ‘ala. “
11. Puasa ‘Asyura
Bulan Muharram merupakan bulan yang disunnahkan untuk memperbanyak puasa, boleh di awal bulan, pertengahan, ataupun di akhir. Melainkan, puasa paling utama merupakan pada hari Asyura merupakan tanggal sepuluh pada bulan Muharram.
Puasa ini diketahui dengan istilah Yaumu Asyura yang artinya hari pada tanggal kesepuluh bulan Muharram.
Niat Puasa Asyura
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ ِعَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an ada ‘i sunnati ‘Asyura lillahi ta ‘ala
Artinya: “Saya berniat berpuasa sunnah Asyura karena Allah Ta ‘ala. “
12. Puasa Ayyamul Bidh
Umat Islam disunnahkan berpuasa minimal tiga kali dalam sebulan. Melainkan puasa lebih utama dilaksanakan pada ayyamul bidh, merupakan pada hari ke-13, 14, dan 15 dalam bulan Hijriyah atau bulan pada kalender Islam.
Ayyamul bidh sendiri mempunyai arti hari putih karena pada malam-malam tersebut bulan purnama bersinar dengan cahaya rembulannya yang putih.
Niat Puasa Ayyamul Bidh
نَوَيْتُ صَوْمَ اَيَّامَ اْلبِيْضِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu sauma Ayyaamal Bidh sunnatan lillaahi Ta ‘ala.
Artinya: “Saya niat puasa Ayyamul Bidh, sunnah karena Allah ta ‘ala. “
13. Puasa Sya’ban (Nisfu Sya’ban)
Tak cuma bulan Ramadhan yang mempunyai keistimewaan, bulan Sya’ban juga mempunyai keistimewaan tersendiri. Pada bulan Sya’ban, umat Islam dianjurkan agar mencari pahala sebanyak-banyaknya. Salah satunya merupakan dengan melaksanakan puasa pada pertengahan bulan alias pada saat Nisfu Sya’ban.
Niat Puasa Syaban
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ شَعْبَانَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adaa ‘i sunnati Sya ‘bana lillaahi ta ‘aalaa.
Artinya: “Saya berniat puasa sunnah Syaban esok hari karena Allah Ta ‘ala. “
Nah itu ia tipe-tipe puasa dalam Islam. Semoga info diatas bermanfaat untuk kamu yang berkeinginan berpuasa. Selamat berpuasa dan menabung pahala!